Manuver Politik Jokowi Dinilai Sebagai Langkah Melawan PDIP -->
Cari Berita

Manuver Politik Jokowi Dinilai Sebagai Langkah Melawan PDIP


BUGISWARTA.COM, Pengamat politik Jajat melihat langkah-langkah politik Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sebagai bagian dari strategi melawan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). 


Hubungan yang kurang harmonis antara Jokowi dan PDIP, menurutnya, telah menjadi sorotan sejak lama, dengan puncaknya terjadi pada Pemilu 2024. Dalam kontestasi tersebut, kandidat yang didukung Jokowi berhasil mengalahkan jagoan PDIP, menandai semakin renggangnya hubungan kedua pihak.


"Sejak lama hubungan Jokowi dan PDIP tidak lagi harmonis. Puncaknya terjadi pada pilpres lalu. Manuver politik Jokowi belakangan ini diduga sebagai upaya membangun kekuatan baru untuk melawan PDIP. Salah satu syarat bagi partai yang ingin meminangnya kemungkinan besar adalah ‘asal bukan PDIP,’” ujar Jajat.


Jajat menilai Golkar sebagai partai yang paling mungkin menjadi tujuan politik Jokowi. Hal ini didasarkan pada stabilitas politik Golkar yang konsisten berada di tiga besar partai terbesar di Indonesia. Selain itu, Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Golkar yang baru, dikenal memiliki hubungan dekat dengan Jokowi.


"Golkar adalah pilihan strategis. Partai ini membutuhkan figur yang mampu mengembalikan kejayaan mereka, sementara Jokowi butuh basis politik yang stabil untuk menghadapi dinamika politik ke depan. Golkar juga punya sejarah panjang bersaing dengan PDIP, yang semakin memperkuat alasan mengapa Jokowi mungkin berlabuh ke sana," tambah Jajat.


Menurut Jajat, segala langkah politik Jokowi ke depan, termasuk partai yang akan menjadi kendaraan barunya, tidak bisa dilepaskan dari dinamika perseteruannya dengan PDIP.


"Apapun keputusan Jokowi nanti, jelas semuanya akan berkaitan dengan upaya melawan dominasi PDIP. Hal ini akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah politik Jokowi," tutupnya.


Manuver politik Jokowi ini terus menjadi perhatian publik, terutama menjelang pemilu mendatang. Banyak pihak yang menantikan langkah berikutnya dari tokoh yang telah memainkan peran sentral dalam politik Indonesia selama lebih dari satu dekade.