BUGISWARTA.com, Pangkalpinang - Sebuah langkah luar biasa telah diambil oleh Melati Erzaldi, seorang perempuan yang akan menjadi perwakilan pertama dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang duduk di kursi DPR RI.
Langkah ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak perempuan di daerah tersebut.
Melati Erzaldi, dengan tatapan penuh semangat, mengingat momen-momen pertamanya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Itu luar biasa, saya takjub, waktu itu saya mengalami culture shock, dari kota Jakarta yang orangnya acuh banget dan di sini ternyata sangat berbeda," ujarnya. Semangat gotong royong yang ditemui di Kabupaten Bangka Tengah membuatnya jatuh cinta pada daerah ini.
Kehadiran Melati Erzaldi di Bangka Belitung tidak hanya sebagai istri dari Erzaldi Rosman, tetapi juga sebagai individu yang memiliki komitmen kuat untuk berbuat lebih banyak bagi masyarakat setempat.
Lahir di Pangkalpinang pada 30 Oktober 1974, Melati kembali ke Babel setelah menikah pada tahun 1998. Selama kurang lebih 18 tahun mendampingi sang suami yang memimpin daerah, dari Wakil Bupati hingga Gubernur, Melati mengaku bahwa kecintaannya kepada masyarakat Babel tidak hanya sebagai istri atau pendamping kepala daerah, tetapi lebih dari itu, dia ingin berbuat banyak untuk masyarakat.
"Bentuk kecintaannya itu sudah mendarah daging karena sudah belasan tahun, dan saya menikmati itu," ujar Melati. Semangatnya untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Bangka Belitung menjadi pendorongnya untuk terjun ke dunia politik.
Dukungan dan apresiasi dari masyarakat Bangka Belitung terhadap Melati Erzaldi sangat besar. Langkahnya menjadi perempuan pertama dari daerah tersebut yang akan duduk di DPR RI menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan dan representasi politik di Indonesia.
Dengan tekad dan semangatnya, Melati Erzaldi akan membawa suara dan aspirasi masyarakat Bangka Belitung ke tingkat nasional.
Kiprahnya di DPR RI diharapkan akan menjadi tonggak sejarah baru dalam perjuangan perempuan untuk mendapatkan tempat yang setara dalam kehidupan politik Indonesia.