Laporan: A.Nurwahyuni
Mahasiswa Komunikasi Unismuh Makassar Melaporkan dari Kolaka
Bugiswarta.com, KOLAKA. Sunyi, sepi dan hening. Itulah yang menggambarkan suasana Ramadhan 1441 H atau Ramadhan 2020 Masehi. Pandemic Covid-19 membawa duka bagi seluruh manusia di dunia, terlebih untuk ummat Islam.
Kemeriahan Ramadhan yang selalu dinantikan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia kini tak dapat dirasakan. Ramadhan bulan yang penuh berkah yang hanya sekali setahun, bulan dimana semua umat Muslim berpuasa.
Bulan dimana ada banyak kesempatan mendapatkan pahala, bulan melaksanakan shalat Tarawih berjamaah, dan setelah 30 hari melaksanakan puasa aka ada Idul Fitri yang juga sangat dinantikan.
Pandemi Covid-19 yang banyak memakan korban sangat berpengaruh di bulan suci kali ini.
Kementerian agama mengeluarkan surat edaran tidak ada shalat berjamaah di masjid, tidak ada ngabuburit, tidak ada buka bersama dengan teman-teman. Seluruh kegiatan yang dapat menyebabkan perkumpulan ditiadakan.
Suara panggilan menunaikan shalat tarawih berjamaah kali ini tidak terdengar.
Malam setelah berbuka terasa sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tidak ada kemeriahan, semua berdiam diri dirumah untuk mentaati aturan yang telah disepakati.
Desa Malaha Kecamatan Samaturu, terletak di Kabupaten Kolaka. Desa ini masuk dalam kategori zona hijau (aman) tapi meskipun begitu, pemerintah desa tetap menerapkan untuk tidak melaksanakan shalat berjamaah di masjid, dan tidak melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan orang berkumpul dengan tujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Suasana di Desa Malaha ini sangat berbeda pada Ramadhan ini, pada tahun-tahun sebelumnya desa ini selalu ramai pada sore harinya.
Para muda mudi ngabuburit (jalan-jalan sambil menunggu adzan magrib), suara panggilan untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah juga tidak terdengar, shalat Jumat pun juga di Tindakan. Suasananya pun terasa sunyi dan sepi.
“Saya prihatin melihat kondisi saat ini, tarawih hanya bisa dilakukan pada bulan Ramadhan saat ini tak bisa di laksanakan, buka bersama yang juga bisa jadi ajang reuni dengan teman-teman juga tidak diperbolehkan. Ramadhan kali ini benar-benar berbeda, tapi meskipun begitu kita tetap bisa beribadah di rumah. Harapan saya semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu sebelum Idul Fitri”, ujar Nelly salah satu warga Desa Malaha
Sedih, iya kata ini yang dapat menggambarkan perasaan umat Islam diseluruh dunia. Kita hanya bisa berdiam diri dirumah, keluarga yang sedang di perantauan pun tak bisa pulang ke kampung halamannya karena himbauan dari pemerintah.
“Aku tak pernah tau kapan Allah akan memanggil ku, besar harapan ku untuk bisa merasakan kemeriahan Ramadhan di tahun berikutnya, bagaimana tidak Allah menjanjikan akan mengampuni dosa-dosa kita jika kita berpuasa ramadhan karena iman dan mengharap pahala, aku ingin melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid yang tidak bisa kurasakan tahun ini”, kata siswa SMAN 1 Samaturu ini
Paling menyedihkan, jika pandemi Covid-19 ini semakin tidak terkendali maka perayaan Idul Fitri dan kemeriahan malam takbiran juga akan ditiadakan, kita semua hanya bisa berdoa agar hal tersebut tidak sampai terjadi.
Perayaan Idul Fitri juga sangat dinantikan, bagaimana tidak kita bisa saling maaf-maafan dengan keluarga, teman, tetangga dan seluruh lapisan masyarakat.