Bugiswarta.com, Selayar -- Dihuni oleh dua ratus delapan puluh jiwa penduduk, Dusun Pa’batteang, Desa Lalang Bata, Kecamatan Buki, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel yang didominasi warga petani dan pekebun, menyimpan beragam selipan potensi ‘terpendam’.
Selipan potensi tersebut terdiri dari panorama alam perbukitan, situs makam tua, lokasi air terjun, sampai keragaman potensi komoditi buah.
Iklim tanahnya yang subur dan dikelilingi oleh sejumlah anak sungai, menempatkan Dusun Pa’batteang, pada posisi strategis sebagai kawasan pengembangan berbagai jenis komoditi tanaman pertanian, dan perkebunan masa depan.
Hal tersebut, cukup dibuktikan dari keragaman potensi komoditi buah yang bisa dijumpai pengunjung yang berkesempatan untuk datang melancong dan berpetualang ke Dusun Pa’batteang.
Komoditas jambu biji atau jambu klutuk asal Brasil yang disebarkan ke Indonesia melalui Thailand dapat dijumpai di sejumlah pekarangan rumah warga atau kebun milik petani.
Selain jambu klutuk, pengunjung juga dapat menjumpai dan memetik, sejumlah komoditas buah lain, diantaranya : delima, lengkeng, kesambi, kedondong, mangga, jambu mete, surikaya, sirsak, kelapa merah, dan belimbing.
di lokasi yang sama, pengunjung juga dimungkinkan untuk menyaksikan dab melihat dari dekat, sejumlah bentuk tanaman organik, mulai dari kebutuhan sayur-sayuran, sampai komoditas buah pala, cabai, vanili, dan kunyit yang banyak dibudidayakan, plus dijadikan sebagai tanaman pekarangan oleh warga masyarakat setempat.
Berbekal uang recehan, pengunjung bahkan dapat membawa pulang beberapa jenis rempah-rempah untuk melengkapi koleksi, dan kebutuhan bumbu dapur di rumah.
Berangkat dari selipan potensi tersebut, harapan dan ‘mimpi’ dititipkan warga masyarakat kepada jajaran Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) agar saban hari Dusun Pa’batteang dapat ditetapkan sebagai salah satu titik lokasi pengembangan kawasan wisata agro buah (petik buah, red) di daratan Kepulauan Selayar yang kedepan diharapkan akan menjadi locus kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestic, regional dan wisatawan lokal.
Lewat kebijakan dimaksud, masyarakat berharap akan semakin berdaya dan perlahan mulai bangkit dari keterpurukan ekonomi untuk menggapai harapan kehidupan yang lebih baik, bersamaan dengan kembali stabil dan mulai pulihnya tingkat kesejahteraan masyarakat petani dan pekebun. (fadly syarif)
Selipan potensi tersebut terdiri dari panorama alam perbukitan, situs makam tua, lokasi air terjun, sampai keragaman potensi komoditi buah.
Iklim tanahnya yang subur dan dikelilingi oleh sejumlah anak sungai, menempatkan Dusun Pa’batteang, pada posisi strategis sebagai kawasan pengembangan berbagai jenis komoditi tanaman pertanian, dan perkebunan masa depan.
Hal tersebut, cukup dibuktikan dari keragaman potensi komoditi buah yang bisa dijumpai pengunjung yang berkesempatan untuk datang melancong dan berpetualang ke Dusun Pa’batteang.
Komoditas jambu biji atau jambu klutuk asal Brasil yang disebarkan ke Indonesia melalui Thailand dapat dijumpai di sejumlah pekarangan rumah warga atau kebun milik petani.
di lokasi yang sama, pengunjung juga dimungkinkan untuk menyaksikan dab melihat dari dekat, sejumlah bentuk tanaman organik, mulai dari kebutuhan sayur-sayuran, sampai komoditas buah pala, cabai, vanili, dan kunyit yang banyak dibudidayakan, plus dijadikan sebagai tanaman pekarangan oleh warga masyarakat setempat.
Berbekal uang recehan, pengunjung bahkan dapat membawa pulang beberapa jenis rempah-rempah untuk melengkapi koleksi, dan kebutuhan bumbu dapur di rumah.
Berangkat dari selipan potensi tersebut, harapan dan ‘mimpi’ dititipkan warga masyarakat kepada jajaran Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) agar saban hari Dusun Pa’batteang dapat ditetapkan sebagai salah satu titik lokasi pengembangan kawasan wisata agro buah (petik buah, red) di daratan Kepulauan Selayar yang kedepan diharapkan akan menjadi locus kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestic, regional dan wisatawan lokal.
Lewat kebijakan dimaksud, masyarakat berharap akan semakin berdaya dan perlahan mulai bangkit dari keterpurukan ekonomi untuk menggapai harapan kehidupan yang lebih baik, bersamaan dengan kembali stabil dan mulai pulihnya tingkat kesejahteraan masyarakat petani dan pekebun. (fadly syarif)