Foto Jokowi -JK bersama kabinetnya berfoto di Istana Negara/Internet |
Bugiswarta.com, Jakarta — Masalah ekonomi menjadi momok yang menakutkan bagi pemerintahan Joko Widodo. Sebab, semua target yang dicanangkan di periode pertama seperti gagal total.
Kegagalan bisa tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi yang tidak bisa bergerak lebih baik dari angka lima persen. Bahkan diprediksi tahun ini akan nyungsep ke angka 4 persen.
Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman menyebutkan, permasalahan bidang ekonomi seperti telah menjadi momok menakutkan bagi pemerintahan Jokowi.
Pasalnya selama kurun waktu 5 tahun berkuasa semua target ekonomi yang di canangkan pemerintah selalu gagal mencapai target, hal ini harus jadi warning dalam periode kedua Jokowi berkuasa, Jum’at 18/10/2019.
“Tambahan kekuatan partai pendukung pemerintah seharusnya bisa lebih memberikan ruang yang leluasa untuk memilih orang-orang yang tepat dalam mengisi pos kementerian terutama dalam bidang ekonomi, jangan sampai apa yang terjadi di periode pertama ini kembali terulang yang salah satu faktornya di tengarai akibat keliru menempatkan orang-orang yang berkompeten di bidangnya sehingga pemerintah selalu gagal mencapai target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkannya”, tutur Jajat
Jajat menilai, tidak ada salahnya jika dalam periode keduanya nanti Jokowi mengadopsi konsep ekonomi seperti yang ditawarkan oleh Prabowo sebagaimana ramai diberitakan, karena yang dibutuhkan saat ini bukan sebatas muka baru yang mengisi kabinet kerja tapi kemampuan dalam memberikan solusi terbaik agar perekonomian bisa lebih baik sehingga target pencapaian ekonomi tidak lagi mengawang akan meroket seperti pada periode pertama.
“Periode kedua ini adalah ajang pembuktian terakhir bagi Jokowi atas kemampuannya membawa Indonesia lebih baik, untuk itu diperlukan kerjasama dari semua pihak. Saya kira dengan membentuk koalisi gemuk ini diharapkan tidak sebatas tentang bagi-bagi kursi tapi lebih menekankan akan pentingnya menyelematkan nasib ekonomi Indonesia kedepan”, tutup Jajat.