Bugiswarta.com, Jakarta -- Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, rencana pemerintah yang ingin memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur sepertinya akan mendapat hambatan serius.
Pasalnya, dari berbagai penolakan salah satu isu yang paling di soroti adalah permasalahan keuangan negara serta kegagalan pemerintah memperbaiki perekonomian nasional di tengah utang negara yang terus menggunung.
“Hingga saat ini pemerintah tidak pernah mengungkapkan secara terbuka motif dibalik rencana pemindahan ibu kota negara ini, jadi pemerintah dalam hal ini Jokowi hanya ingin menutupi kegagalan dan ketidak mampuannya memimpin bangsa ini sehingga belakangan ini dikencangkan isu pemindahan ibu kota," Kata Jajat
Jadi alasan karena permasalahan yang terjadi di Jakarta saat ini seperti macet, polusi, atau banjir justru menurut Jajat pemerintah cuci tangan atas berbagai permasalahan yang ada, sebaliknya dengan adanya rencana pemindahan ibu kota ini malah terkesan cuci tangan atas ketidakmampuannya dalam mengatasi masalah Jakarta.
Jajat menambahkan, pada dasarnya Jokowi bisa dikatakan merupakan salah satu Presiden yang cukup nekat dalam mengambil keputusan, ambisi Jokowi ingin membangun infrastruktur meskipun ditengah defisit APBN tapi tetap terwujud meskipun mengambil jalur pintas dengan terus menumpuk utang luar negeri dan mencabut berbagai subsidi rakyat, melihat sikap Presiden yang begitu ngotot ingin memindahkan ibu kota negara maka dapat dipastikan besar kemungkinan Jokowi akan kembali menambah utang negara.
“Melihat sikap Presiden yang begitu ngotot ingin memindahan ibu kota negara patut diduga ada motif lain. Pasalnya ini merupakan periode terakhir Jokowi menjadi Presiden, pemindahan ibu kota negara tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sebaliknya hal ini terlihat seperti Jokowi hanya ingin sekedar mencatatkan sejarah atas peletakan batu pertama pemindahan ibu kota, selebihnya akan menjadi beban siapapun yang nanti akan menjadi penggantinya kelak”, tutup Jajat.
Pasalnya, dari berbagai penolakan salah satu isu yang paling di soroti adalah permasalahan keuangan negara serta kegagalan pemerintah memperbaiki perekonomian nasional di tengah utang negara yang terus menggunung.
“Hingga saat ini pemerintah tidak pernah mengungkapkan secara terbuka motif dibalik rencana pemindahan ibu kota negara ini, jadi pemerintah dalam hal ini Jokowi hanya ingin menutupi kegagalan dan ketidak mampuannya memimpin bangsa ini sehingga belakangan ini dikencangkan isu pemindahan ibu kota," Kata Jajat
Jadi alasan karena permasalahan yang terjadi di Jakarta saat ini seperti macet, polusi, atau banjir justru menurut Jajat pemerintah cuci tangan atas berbagai permasalahan yang ada, sebaliknya dengan adanya rencana pemindahan ibu kota ini malah terkesan cuci tangan atas ketidakmampuannya dalam mengatasi masalah Jakarta.
Jajat menambahkan, pada dasarnya Jokowi bisa dikatakan merupakan salah satu Presiden yang cukup nekat dalam mengambil keputusan, ambisi Jokowi ingin membangun infrastruktur meskipun ditengah defisit APBN tapi tetap terwujud meskipun mengambil jalur pintas dengan terus menumpuk utang luar negeri dan mencabut berbagai subsidi rakyat, melihat sikap Presiden yang begitu ngotot ingin memindahkan ibu kota negara maka dapat dipastikan besar kemungkinan Jokowi akan kembali menambah utang negara.
“Melihat sikap Presiden yang begitu ngotot ingin memindahan ibu kota negara patut diduga ada motif lain. Pasalnya ini merupakan periode terakhir Jokowi menjadi Presiden, pemindahan ibu kota negara tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sebaliknya hal ini terlihat seperti Jokowi hanya ingin sekedar mencatatkan sejarah atas peletakan batu pertama pemindahan ibu kota, selebihnya akan menjadi beban siapapun yang nanti akan menjadi penggantinya kelak”, tutup Jajat.