“Saat ini beberapa partai politik terlihat masih disibukan dengan urusan internalnya termasuk pembentukan tim pemenangan caleg di daerah masing-masing, hal itu sangat wajar mengingat waktu kampanye yang cukup panjang sehingga memberikan waktu yang cukup untuk melakukan sosialiasasi di tingkat bawah”, tutur Jajat.
Jajat menambahkan, kesolidan mesin partai politik tidak hanya akan berpengaruh kepada elektabilatas capres-cawapres, lebih dari itu kehadiran mesin partai yang solid akan menjadi penentu kemenangan. Untuk itu pentingnya kehadiran partai tidak sebatas komitmen mendukung tapi harus menunjukan kesolidannya hingga arus bawah, tanpa dukungan partai politik yang kuat bakal sulit memenangkan pertarungan pilpres jika hanya mengandalkan elektabilitas capres-cawapresnya.
“Banyaknya partai pendukung dalam koalisi capres bukan merupakan jaminan bisa memenangkan pilpres 2019 dengan mudah, bayang-bayang ambang batas parliamentary threshold masih menjadi momok menakutkan bagi setiap partai apalagi saat ini dilaksanakan secara serentak, untuk itu hanya partai yang mampu memaksimalkan jualan capres lah yang akan diuntungkan karena efek jas bisa terjadi jika partai ada kemauan untuk menjual capresnya”, tutup Jajat.