Bugiswarta.com, Jakarta – Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, semakin terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hingga mencapai Rp. 15.000/dollar AS. Jelas sangat merugikan Jokowi sebagai pertahana yang ikut berkompetisi dalam Pilpres 2019. Hal tersebut dipandang jika strategi ekonomi Jokowi untuk membuat perubahan di Indonesia dapat dikatakan gagal.
“Pembangunan Jokowi bermuara dari utang, maka disebutlah sebagai utang produktif tetapi justru dari pelemahan rupiah ini membuat negara harus membayar bunga utang yang semakin tinggi, maka bisa dipastikan banyak infrastruktur mangkrak, artinya prestasi yang digadang-gadang selama ini oleh Jokowi dan kolega pun gagal, maka wajar saja jika Jokowi di Pilpres 2019 ini dinyatakan kalah sebelum bertanding karena pelemahan rupiah saat ini bukanlah prestasi yang membanggakan”, tutur Panji Jakarta, 5 September 2018.
Panji menambahkan, mengapa dapat dikatakan Jokowi kalah sebelum bertanding ?. faktor pertama pemilihan cawapres Jokowi dari kaum ulama lebih merepresentasikan bahwa Jokowi lebih fokus soal persatuan dan menangkal isu radikalisme. Padahal faktanya saat ini adalah Indonesia dihadapkan dengan persoalan ekonomi mengarah kepada krisis. Kedua, dengan anjloknya nilai tukar rupiah saat ini jelas hal tersebut disinyalir karena ketidak percayaan publik atau pasar kepada pemerintahan Jokowi.
Ketiga, soal utang produktif untuk membangun infarstruktur sebagai prestasi Jokowi sampai hari ini gagal, karena jika proyek dilanjutkan dengan utang luar negeri disaat melemahnya rupiah jutru akan merugikan negara karena bunga utang yang kian naik berkali-kali lipat. Maka dari faktor tersebut jelas pula peluang untuk Jokowi melanjutkan kepemimpinannya 2 periode harus pupus.
“Harapan publik Jokowi membawa perubahan justru pupus dan akhirnya Jokowi pun akan kehilangan suara karena kebijakan yang diambil saat pelemahan rupiah pasti adalah kebijakan tidak populis yaitu mencabut subsidi bbm dan menaikan pajak, dari kebijakan tersebut jelas akan berdampak kepada harga-harga bahan pokok yang saat ini masih dirasa tidak terjangkau akan menjadi mahal, maka rakyat akan terdampak imbasnya dari situlah rakyat akan berpihak kepada calon selain Jokowi, faktor tersebut jelas menjadi penentu kekalahan Jokowi, dan bisa dipastikan Indonesia kedepan mempunyai Presiden baru”, tutup Panji
“Pembangunan Jokowi bermuara dari utang, maka disebutlah sebagai utang produktif tetapi justru dari pelemahan rupiah ini membuat negara harus membayar bunga utang yang semakin tinggi, maka bisa dipastikan banyak infrastruktur mangkrak, artinya prestasi yang digadang-gadang selama ini oleh Jokowi dan kolega pun gagal, maka wajar saja jika Jokowi di Pilpres 2019 ini dinyatakan kalah sebelum bertanding karena pelemahan rupiah saat ini bukanlah prestasi yang membanggakan”, tutur Panji Jakarta, 5 September 2018.
Panji menambahkan, mengapa dapat dikatakan Jokowi kalah sebelum bertanding ?. faktor pertama pemilihan cawapres Jokowi dari kaum ulama lebih merepresentasikan bahwa Jokowi lebih fokus soal persatuan dan menangkal isu radikalisme. Padahal faktanya saat ini adalah Indonesia dihadapkan dengan persoalan ekonomi mengarah kepada krisis. Kedua, dengan anjloknya nilai tukar rupiah saat ini jelas hal tersebut disinyalir karena ketidak percayaan publik atau pasar kepada pemerintahan Jokowi.
Ketiga, soal utang produktif untuk membangun infarstruktur sebagai prestasi Jokowi sampai hari ini gagal, karena jika proyek dilanjutkan dengan utang luar negeri disaat melemahnya rupiah jutru akan merugikan negara karena bunga utang yang kian naik berkali-kali lipat. Maka dari faktor tersebut jelas pula peluang untuk Jokowi melanjutkan kepemimpinannya 2 periode harus pupus.
“Harapan publik Jokowi membawa perubahan justru pupus dan akhirnya Jokowi pun akan kehilangan suara karena kebijakan yang diambil saat pelemahan rupiah pasti adalah kebijakan tidak populis yaitu mencabut subsidi bbm dan menaikan pajak, dari kebijakan tersebut jelas akan berdampak kepada harga-harga bahan pokok yang saat ini masih dirasa tidak terjangkau akan menjadi mahal, maka rakyat akan terdampak imbasnya dari situlah rakyat akan berpihak kepada calon selain Jokowi, faktor tersebut jelas menjadi penentu kekalahan Jokowi, dan bisa dipastikan Indonesia kedepan mempunyai Presiden baru”, tutup Panji