Salahsatu ruangan dan Koleksi Buku Prabowo Subianto/Foto Sudaryono Facebook |
BUGISWARTA.com, OPINI -- Akhir-akhir ini sedang ramai
diberitakan mengenai ulasan argumen, baik pro dan kontra terkait pernyataan
Prabowo yang menyatakan bahwa Indonesia sudah bubar 2030. Hal yang dikutipnya
dari buku novel karya ahli strategi dan Intelejen, Peter W. Singer.
Saya di sini tidak akan membahas lebih jauh terkait pro dan
kontra tersebut. Namun saya ingin sedikit berbagi bagaimana rasanya menjadi
anak buah staf atau "anak santri" dari seorang Jenderal lapangan
bekas Komandan Pasukan Khusus Indonesia yang memiliki kegemaran membaca yang
sangat tinggi.
Bayangkan saja, selama saya menjadi asisten pribadi dan
kebetulan juga memiliki kesempatan untuk tinggal di rumah Pak PS (sapaan laian
dari Prabowo Subianto) selama kurun waktu 5 tahun.
Antara 2010 sd 2014 ini saya melihat dan merasakan bagaimana Pak
PS ini sangat antusias terhadap buku dan membacanya. Tentu hampir semua yang
beliau baca dalam literatur bahasa Inggris.
Pak PS pada dasarnya membaca buku dengan tema-tema khusus, yang
menurut pengetahuan saya bisa dibagi menjadi beberapa tema yaitu: Ekonomi,
Sejarah, Pertahanan Keamanan, Majalah Alutsista, Ekonomi Politik Pembangunan,
Otobiografi Tokoh, Beberapa Pandangan Islam serta kadang kadang juga Majalah
Properti.
Buku dengan 300-an halaman bisa selesai dibaca dalam beberapa
hari saja. Bahkan di tengah kesibukan yang sibuk itu tetap selalu diisi dengan
membaca.
Membaca bisa beliau lakukan di Mobil, di kantor, di ruang santai
bahkan di toilet (ada rak khusus di toilet yang berisi banyak buku).
Untuk kami, beliau juga tidak segan untuk memberikan perintah
kepada kami untuk membaca buku - buku yang beliau baca. Semacam buku wajib baca
bagi kader muda.
Kadang bagi saya yang agak malas membaca ini tidak perlu membaca
bukunya, cukup mendengarkan ulasan beliau tentang buku buku yang beliau baca.
Lalu dimana beliau
membeli buku nya?
Sejauh yang saya tahu, Pak PS membeli buku buku itu di toko buku
dalam negeri maupun toko buku di luar negeri.
Sabtu minggu pada saat beliau senggang dan bacaan buku habis
biasanya beliau akan pergi ke Konikuniya di Plaza Senayan untuk membeli setidak
nya minimal 10 an lebih buku dan majalah.
Di situlah, kadang saya merasa wajib untuk juga membeli buku.
Bagaimana tidak, sang boss membeli buku sebanyak itu masak kita anak muda nggak
ada yang dibeli?.
Bagi yang penasaran silakan bisa ditanyakan kepada staf Toko
Buku Konikuniya di Plaza Senayan.
Bagi Pak PS Toko Buku adalah tempat rekreasi tersendiri untuk
beliau. Bahkan dalam kesempatan kunjungan ke luar negeri, dengan agenda yang
padat, Pak PS selalu menginginkan waktu khusus untuk membeli Buku.
KINOKUNIYA untuk kunjungan ke Bangkok, Kuala Lumpur dan
Singapore.Sedangkan di PARIS ada toko buku JW SMITH adalah contoh toko buku
yang menjadi langganan pak PS.
Biasanya dalam setiap kunjungan ke luar negeri, rombongan kami
selalu menambah 1 koper minimal yang berisi buku buku yang Pak PS beli di luar
negeri. Kadang juga buku buku itu saking banyak dan beratnya harus dibagi ke
beberapa koper ajudan dan staf yang ikut.
Dalam topik topik tertentu, Pak PS sering membeli buku yang sama
dengan jumlah banyak yang tujuannya nanti untuk dibagi atau diberikan kepada
beberapa orang sebagai READING LIST bagi kader muda di lingkungan beliau.
The secret karya Ronda Bryne, Warrior of the Light karya Paulo
Colheo, Water karya Steven Solomon, The Swordless Samurai karya Masao Kitami,
Why the West Has Won karya Victor Davis Hanson, Money karya Felix Martin,
Currency Wars karya James Rickards, Gandhi an Autobiography karya Sissela Bok
dan masih banyak lagi yang lainnya adalah contoh buku buku yang Pak PS baca dan
kami dibelikan buku itu supaya kami juga membacanya.
Buku adalah jendela ilmu kata guru kita di sekolah-- dan itu
benar adanya.
Saya melihatnya sendiri dari sosok Pak Prabowo Suianto Bagaimana
beliau senantiasa tidak berpuas diri senantiasa baca dan belajar. Belajar dari
sejarah, belajar dari ahli ahli terkemuka dunia lewat buku-bukunya. Belajar
dari kisah hidup tokoh tokoh pemimpin dunia.
Bagi saya pribadi, pak Prabowo adalah tokoh besar yang
menginspirasi hidup saya.
Dan ternyata orang sekaliber Pak PS dengan menyandang status
tokoh besar aja masih mau terus menimba ilmu, memupuk pengetahuan, dan up to
date terhadap perkembangan dunia luar. Itulah kenapa, saya sangat yakin Pak PS
adalah sedikit diantara elit Bangsa ini yang mengerti tentang percaturan global
antar bangsa dan geopolitik-nya.
Tentu isi pidato Indonesia 2030 itu adalah warning dari seorang
patriot yang cinta terhadap negaranya yang melihat adanya sebuah kemungkinan
ancaman terhadap nusa bangsa negara yang dia bela dengan pertaruhan nyawanya