Panggung politik Sulsel dalam rentang waktu panjang pasca Orde Baru, sirkulasi elite politik masih sangat didominasi oleh aktor politik yang berasal dari Partai Golkar.
Demikian ditegaskan, tokoh demostran helm Makassar 1987, Ir. Juliadi, MM kepada media.
Ditegaskan, aktor politik yang bakal bertarung dalam Pilgub Sulsel 2018, misalnya Nurdin Khalid, kini sebagai ketua harian DPP Golkar. Agus Arifin Nu'mang, mantan sekretaris DPD I GOLKAR.
Aktor politik lainnya, Iksan Yasin Limpo, mantan anggata DPRD dari Golkar dan Bedahara DPD Golkar Sulsel, tandas kandidat doktor tehnik lingkungan PPs-Universitas Brawijaya Malang ini.
Sulsel selama ini adalah lumbung Golkar sejati, itu tak terbantahkan. Tokoh dan kader Golkar bergantian dengan militer memimpin daerah ini
Partai politik lainnya tak sanggup mengikuti jejak dan irama Golkar. Parpol lain masih sebatas di level "mengusung" dan "mendukung" kader Golkar. Dengan sedikit iming-iming, "membangun komitmen" politik, tegas magister manajemen PPs-UMI Makassar ini.
Partai partai politik lain, gagal melahirkan kadernya. Bahkan bisa dikatakan, pada akhirnya kerja parpol lainnya hanya untuk mendukung tokoh Golkar. Sebuah kerja politik yang sia-sia.
Sulsel jadi tantangan bagi kader politik selain Golkar. Partai partai non Golkar harus membuat terobosan baru. Mendukung secara totalitas kader Golkar atau sama sekali tidak terlibat dalam mengusung atau mendukung kader Golkar. Kedua pilihan ini sama sama tak menabrak aturan, tegas Wakil Sekjen DPP Perkindo ini.
Sudah waktunya, partai lain berfikir moral dan gengsi partai. Martabat partai ada di tangan kader, seperti juga nasib dan masa depan partai; semua di tangan kader. Mustahil ada partai akan membesarkan partai lainnya, kata salah seorang putra Tana Luwu ini.