Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya papan proyek pembangunan, sementara pekerjaan selokan dan talud tersebut sudah hampir selesai atau sekitar 90% rampung.
“Harusnya pekerjaan ini bisa transparan supaya masyarakat tahu berapa besar alokasi anggaran yang diperuntukkan dan dihabiskan selama proses pengerjaan sampai selesai,” kata Ato pemuda setempat.
Akibat dari dugaan kecurangan itu, beberapa warga bertanya mengenai anggaran yang digunakan, namun mereka tidak tahu harus bertanya kepada siapa. Sementara pihak pengelola pun jarang berada di lapangan.
“Sebagian juga pekerja bingung, sebab mereka tidak tahu harus meng-apakan selokan yang dikerjakannya karena tidak ada petunjuk yang berbentuk gambar,” tambah Ato.
Sampai berita ini diturunkan Kepala Desa Alenangka serta yang terkait belum bisa dikonfirmasi.
BURHAN/MULIANA AMRI