BUGISWARTA.com, Sinjai---Terkait adanya salah seorang penyandang Tuna Netra bernama Heriyanto (49) warga jalan Gunung Krakatau Kelurahan Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai yang diduga tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah setempat akhirnya mendapat tanggapan keras dari Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas (PPDI) Sulsel.
Bambang Permadi yang dikonfirmasi menyesalkan adanya pembiaran Pemerintah terhadap penyandang disabilitas Heriyanto yang selama ini terpaksa tidak memiliki tempat tinggal yang menetap, lantaran kondisi rumah yang saat ini ditempatinya sudah tidak layak huni.
Bambang menilai kinerja Dinas Sosial Sinjai dan perangkat kelurahan serta kepala RT dan kepala RW tidaklah bekerja dengan maksimal dan terkesan buruk, sehingga salah satu warga penyandang disabilitas bernama Heriyanto tidak terdata dan terkesan ditelantarkan.
" Pemerintah sepertinya tertidur, saya sangat menyesalkan adanya seorang penyandang disabilitas yang tinggal ditengah kota sinjai namun tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah, ini merupakan tanggung jawab Dinas sosial Sinjai, instansi dinas sosial tidak bersinergi dengan perangkat kelurahan sehingga ketua RT dan ketua RW tidak mendata dan tidak melaporkan kondisi Heriyanto salah satu penyandang disabilitas yang memiliki tempat tinggal sudah tidak layak huni, ini sudah masuk salah satu bentuk pembiaran serta diskriminasi, dan patut diketahui bahwa diskriminasi terhadap penyandang disabilitas merupakan tindakan melanggar hukum, " Katanya.
Diberitakan sebelumnya Harianto (49) Warga Jalan Gunung Krakatau Kelurahan Balangnipa Sinjai Utara Kabupaten Sinjai terpaksa hidup Bertahun-tahun menempati rumah panggung yang nyaris roboh dengan dinding yang sudah berlubang-lubang serta atapnya dari rumbia sudah hancur dan ambruk karena dimakan usia.
Parahnya lagi dirinya yang menyandang kebutaan sejak 10 tahun silam hanya tinggal sendiri, istrinya H.R meninggalkan dirinya sejak 2008 silam, Harianto memiliki 5 orang anak dan kini terpaksa memakai tongkat jika ingin berjalan ke Mesjid untuk berjamaah yang tak jauh dari rumahnya.
Bila hujan turun, tak pelak airpun masuk kedalam rumah lewat lubang atap dan dinding rumah. apalagi kolom rumahnya yang dipenuhi air, dirinya kini hanya membutuhkan bantuan pemerintah Sinjai.
"Jika hujan kami pun kebingungan mau tidur dimana karena seluruh rumah basah dan selalu dibayang-bayangi ketakutan jika sewaktu-waktu rumahnya roboh, saat ini saya terpaksa tinggal dirumah keluarga karna takut jika hujan deras dengan kondisi rumah seperti ini, " Kuncinya.
IZHAR/SYAHRUDDIN
Bambang Permadi yang dikonfirmasi menyesalkan adanya pembiaran Pemerintah terhadap penyandang disabilitas Heriyanto yang selama ini terpaksa tidak memiliki tempat tinggal yang menetap, lantaran kondisi rumah yang saat ini ditempatinya sudah tidak layak huni.
Bambang menilai kinerja Dinas Sosial Sinjai dan perangkat kelurahan serta kepala RT dan kepala RW tidaklah bekerja dengan maksimal dan terkesan buruk, sehingga salah satu warga penyandang disabilitas bernama Heriyanto tidak terdata dan terkesan ditelantarkan.
" Pemerintah sepertinya tertidur, saya sangat menyesalkan adanya seorang penyandang disabilitas yang tinggal ditengah kota sinjai namun tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah, ini merupakan tanggung jawab Dinas sosial Sinjai, instansi dinas sosial tidak bersinergi dengan perangkat kelurahan sehingga ketua RT dan ketua RW tidak mendata dan tidak melaporkan kondisi Heriyanto salah satu penyandang disabilitas yang memiliki tempat tinggal sudah tidak layak huni, ini sudah masuk salah satu bentuk pembiaran serta diskriminasi, dan patut diketahui bahwa diskriminasi terhadap penyandang disabilitas merupakan tindakan melanggar hukum, " Katanya.
Diberitakan sebelumnya Harianto (49) Warga Jalan Gunung Krakatau Kelurahan Balangnipa Sinjai Utara Kabupaten Sinjai terpaksa hidup Bertahun-tahun menempati rumah panggung yang nyaris roboh dengan dinding yang sudah berlubang-lubang serta atapnya dari rumbia sudah hancur dan ambruk karena dimakan usia.
Parahnya lagi dirinya yang menyandang kebutaan sejak 10 tahun silam hanya tinggal sendiri, istrinya H.R meninggalkan dirinya sejak 2008 silam, Harianto memiliki 5 orang anak dan kini terpaksa memakai tongkat jika ingin berjalan ke Mesjid untuk berjamaah yang tak jauh dari rumahnya.
Bila hujan turun, tak pelak airpun masuk kedalam rumah lewat lubang atap dan dinding rumah. apalagi kolom rumahnya yang dipenuhi air, dirinya kini hanya membutuhkan bantuan pemerintah Sinjai.
"Jika hujan kami pun kebingungan mau tidur dimana karena seluruh rumah basah dan selalu dibayang-bayangi ketakutan jika sewaktu-waktu rumahnya roboh, saat ini saya terpaksa tinggal dirumah keluarga karna takut jika hujan deras dengan kondisi rumah seperti ini, " Kuncinya.
IZHAR/SYAHRUDDIN