BUGISWARTA.com, Sinjai -- Sebanyak 26 siswa SMA/sederajat di Kabupaten Sinjai mulai hari ini Selasa (18/4) mengikuti Ujian Nasional susulan. Rencananya ujian ini diselenggarakan berlangsung selama dua hari hingga Rabu (19/4) besok.
Kepala UPT Pendidikan Wilayah Sinjai Dinas Pendidikan Propinsi Sulsel, Drs. Mappisau saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/4) mengatakan, 26 siswa yang mengikuti ujian susulan berasal dari SMKN 2 sebanyak 22 orang, SMKN 1 Sinjai 1 orang.
Tiga siswa lainnya berasal dari SMA dua orang dan satu orang adalah siswa dari Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK). Sementara tingkat Madrasah Aliyah tidak ada yang mengikuti ujian susulan.
“Siswa yang ikut UNBK susulan itu antara lain, 23 orang siswa, yakni dari SMKN 2 Sinjai 22 orang dan SMKN 1 Sinjai satu orang. Tiga orang lainnya berasal dari sekolah SMA di Bulupoddo dan Tellulimpoe masing-masing satu orang serta satu orang siswa PKLK,” jelas Mappisau.
Menurut dia, ada beberapa penyebab yang membuat para siswa harus mengikuti ujian susulan, di antaranya karena sakit hingga masalah teknis pelaksanaan ujian yang sempat mengalami kendala karena server jaringan.
“Memang ada beberapa yang sakit, tapi secara garis besar karena siswa tidak bisa mengerjakan soal karena adanya gangguan jaringan internet. Total ada 22 siswa SMK 2 yang harus mengikuti ujian susulan untuk mata pelajaran teknik kejuruan,” katanya.
Lebih jauh Mappisau mengatakan, meski ada sedikit kendala saat UNBK berlangsung, namun secara umum pelaksanaan ujian dapat berjalan lancar. Menurut dia, permasalahan lebih banyak terjadi pada saat ujian untuk SMK.
Kepala SMKN 2 Sinjai Drs. Kanja B membenarkan adanya 22 siswa di sekolahnya yang harus mengikuti ujian susulan. Para siswa terpaksa mengikuti ujian susulan karena saat mengerjakan soal teknik kejuruan, ada masalah dengan materi soal sehingga ujian terpaksa dihentikan.
“Kejadiannya terjadi pada hari terakhir ujian SMK. Puluhan siswa tidak bisa mengerjakan karena materi soal tidak muncul secara keseluruhan,” katanya.
BURHAN/MULIANA AMRI