Tita |
Setiap manusia punya kisah masing-masing ada cinta, benci, dendam dan rindu, berelaborasi menemani perjalanan hidupi ini. Cinta yang membuat kita tersenyum dan cinta pula yang membuat kita menangis, Inilah Hidup.
Inilah yang membesarkan Tita hingga beranjak dewasa, Kakek dan Nenek yang usinya sudah tua menaru harapan besar kepada Tita agar dalam perjalanan hidupnya senantiasa dihiasi dengan senyum. (istimewa) |
Tulisan ini sedikit menceritakan sosok gadis tangguh yang memikilbeban berat untuk mengukir prestasi dan sejarah kendati hidupnya tidaklah seperti manusia normal lainnya.
Siapa dia?
SEKITAR 21 Tahun yang lalu seorang bayi berjenis kelamin perempuan di lahirkan dari keluarga yang sederhana, bapaknya hanya seorang petani dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Bayi itu di tinggalkan selama-lamanya oleh seoramg wanita yang melahirkannya ketika berusia 5 hari ibu telah lebih dahulu menghadap kepada Tuhan.Anak ini diberi nama Martatu,sementara dikamunya biasa disapa dengan sebutan Tita. Ia kemudian dirawat oleh nenek dan bapaknya, namun seiring berjalannya waktu bapaknya memutuskan untut merantau saat Tita berumur sekitar 1,5 Tahun lagi-lagi dia ditinggal oleh sang ayah akhirnya Tita hidup sebagai Yatim piatu.
Untung saja neneknya yang berusia sudh tidak muda lagi sangat menyayangi cucunya karena merupakan keturunan satu-satunya dari keluarga mereka akhirnya Tita hidup dan dibesarkan oleh neneknya.
Setelah menginjak usia 6 Tajun Tita di Sekolahkan di Sekolah Dasar yang tak jauh dari Desanya yang hanya berkisar sekita kurang lebih 4 km. setiap hari ia berjalan kaki sejak tahun 2003-2008, anak ini tidak penah mengeluh ia sangat optimis dalam mengenyam pendidikan dan ia selalu mendapat juara kelas sampai kelulusannya dan ia pun sedikit demi sedikit memahami realita kehidupan keluarganya.
Selanjutnya setelah usianya sudah semakin dewasa dan ia pun beranjak ingin memasuki jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (smp) Neneknya mengeluh dan khawatir karena mengaku tidak punya biaya lagi, Namun sang cucu bersikeras untuk tetap melanjutkan pendidikannya "katanya ia rela melakukan apapun demi melanjutkan pendidikan selama itu halal" sang Nenek pun luluh dan mengikuti kemauannya.
Nenek dan kakeknya semakin rentah sudah tidak mampu lagi untuk bekerja. Alhamdulillah ia masih mempunyai sepetak sawah yang menjadi tumpuan hidup sangat cukup untuk makan saja.
Disinilah Tita mengalami kesulitan biaya ia hanya mengandalkan penghasilan kerajinan tangannya yang membuat songkok Recca' atau biasa orang-orang menyebutnya Songkok To Bone, yang tidak seberapa upahnya.
Seiring berjalannya waktu ia terus berusaha dan berdoa,Harapan demi harapan yang selalu ia panjatkan agar bisa merubah nasib dan mengangkat derajat keluarganya. Ia harus tetap melanjutkan pendidikannya meskipun terkedala masalah ekonomi karena bapaknya sudah lepas tanggung jawab dari nafkah anaknya.
Gadis ini pun tumbuh dewasa dan cantik ia masih tetap melanjutkan pendidikannya di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Watampone, disinilah ia semakin merasakan kerasnya kehidupan di tahun 2012-2015 ia harus memikul beban dan tanggung jawab yang begitu besar oleh gadis seusianya namun ia tidak penah mengeluh meski ia dan keluarga kecilanya jauh di katakan layak mampu secara ekonomis.
namun Jarak antara sekolah dan desanya kurang lebih 15 km dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas tak membuat Gadis seusia patah semangat karena ia tahu ada cahaya disetiap tekad manusia dalam mengejar impian.
Bahkan saat bersama denganteman-teman sekolahnya penampilan terkadang membuat perasaannya miris ketika membandingkan kehidupannya dengan teman-teman seusianya yang disuplai kemapanan dari keluarganya.
"Meskipun beban hidup sangat sulit dan jauh dari kata sejahterah saya tidak patah semangat,"Kata Tita selalu Optimis dalam menjalani hidupnya dan mewujudkan harapannya.
Gadis dengan paras cantik ini sepertinya membuat kita seakan-akan tidak percaya bahwa ia adalah wanita tangguh, ia melalui kehidupan yang berneda dengan wanita biasanya, akhirnya ia mulai bekerja di Warung makan di kota Bone dan ketika mempunyai waktu selah ia menyempatkan dirinya bertani membantu sang Kakek disawah.
Ia menggendong tangki yang berisikan racun dan berbau menyengat berjalan di tengah lumpur yg dalam di tengah sawah yang kotor dan bertahan di bawah terik matahari yang panas, ia mencangkul selakanya laki-laki pekerjaan sepert ini semuanya dilakukan karena kakeknya sudah tidak mampu melakukan pekerjaan seberat itu disebabkan umurnya sudah ratusan tahun, hal itu dilakukan oleh Gadis cantik karna ia ingin menyambung hidup hari-hari bersama keluarga kecilnya ia sangat menyayangi keluarganya yang telah membesarkan dia mulai sejak balita hingga Dewasa.
Luar biasa gadis moderen zaman sekarang sulit kita jumpai gadis hebat seperti Martati yang selalu Optimis dan Berjuang dalam menyambung hidup ia sangat jauh dari kata-kata Gensi meskipun kehidupan teman seusianya jauh di banding dengan kehidupannya.
Editor AHLIS