Pesta adat dilakukan dengan menampilkan beberapa musik tradisional. Uniknya cara inti dari pesta itu adalah makan bersama yang dilakukan di tengah hutan daerah itu. "Ini wujud kesyukuran warga atas hasil panen yang bagus tahun ini. Acara ini juga pertanda dimulainya musim panen tahun ini," kata Camat Marioriawa, Abdul Khair, yang juga ikut ambil bagian dalam acara itu.
Acara makan bersama menjadi sangat menarik karena dilakukan lesehan di sela-sela rimbunnya pohon dan hanya beralaskan rumput. Apalagi, tempat itu berada di sekitar bendungan dengan gemericik air. Bendungan ini sendiri menjadi salah satu tumpuah harapan petani aggar air tetap mengalirinsawah mereka.
Berbagai peganan tradisiobal hadir dalam acara itu. Sebagian besar adalah hasil panen warga dan seluruhnya dimasak oleh warga sendiri.
"Kami ingin menjadikan acara ini agenda tahunan dengan cakupan lebih luas. Mungkin saja ini bisa menjadi acara wisata yang menarik karena unik dan tentu diburu oleh wisatawan. Mereka tak hanya bisa menikmati alam yang indah di sini tetapi juga masakan khas bugis yang lezat," tambah Khair.
Laporan : Usman