Rivai Ras Bertekad Perkuat Sektor Pendidikan -->
Cari Berita

Rivai Ras Bertekad Perkuat Sektor Pendidikan

MAKASSAR -- Senin, 2 Mei 2016 hari ini, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Bakal calon Gubernur Sulsel, Dr.Ir.H.Abdul Rivai Ras, MM.MS.M.Si tak lupa menyampaikan Selamat Hari Pendidikan Nasional. Konseptor dan Pendiri Universitas‎ Pertahanan (Unhan) itu memang sangat peduli dengan pendidikan.

Bahkan, jika dipercaya diberi amanah rakyat pada Pilgub‎ Sulsel 2018 mendatang, putra asli Bone ini bertekad akan memperkuat sektor pendidikan. Apa yang dilakukan pemerintah saat ini, kata dia, sudah sangat bagus dan Rivai Ras yang akrab disapa ARR akan lebih memperkuat lagi apa yang sudah dilaksanakan‎ pemerintah selama ini. 

    Menurut Alumni Universitas Hasanuddin ini, pertanyaan‎ mendasarnya adalah apakah pendidikan di Indonesia telah sesuai dengan yang diharapkan? Seperti diketahui, selama ini tersiar informasi yang beredar di media sangat banyak hal yang terasa‎ menyedihkan dan memprihatinkan terkait pendidikan di negeri ini.

Contohnya saja, sekolah gedung yang tidak layak, para guru yang‎ berperilaku menyimpang, hingga perilaku murid kurang bermoral.        

"Nah, pada dasarnya pendidikan tentu harus membawa perubahan‎ tingkah laku yang lebih baik. Esensi dari dunia pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang diserap anak didik bisa diditerapkan dalam‎ kehidupan sehari-hari. Pendidikan seyogyanya membentuk watak, karakter, dan kepribadian anak didik sebagai generasi yang kokoh dalam keimanan, serta akhlak/budi pekerti yang baik," papar‎ Anggota IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) ini.

    Lebih lanjut, calon Gubernur Sulsel dengan tagline‎ "Tegas, Cerdas, Fokus" dan "ARR For Sulsel Hebat" ini menyatakan bahwa pendidikan pada akhirnya mengharapkan pada input-proses-output yang berkreasi dan berinovasi serta memiliki kemandirian‎ yang matang. Apabila pendidikan hanya mengharapkan dan diarahkan.

Khususnya agar peserta didik mendapatkan nilai sangat tinggi,‎ namun rendah dalam sikap dan perbuatan bahkan tidak memiliki keahlian, maka jangan heran jika terjadi suatu fenomena dimana generasi muda kita tidak mampu bersaing dan tidak kompetitif‎ dalam dunia kerja.    

    "Makanya, diperlukan adanya rekonstruksi guna mendaur ulang sistem pendidikan itu sendiri. Terasa bahwa berbagai macam masalah dalam dunia pendidikan dewasa ini tidak pernah selesai sama sekali. Rendahnya kualitas guru, minimnya sarana dan pra­‎ sarana, siswa yang berbuat curang dalam ujian khususnya Ujian Nasional dan lainnya, memberikan sekelumit masalah yang ada sehingga perlu diberikan solusi baik dalam memberikan perubahan‎ yang ada," ucap Ketua Bidang Litbang Strategi Politik AsiaPasifik KIPI tersebut.

    Karena itu, ARR menyatakan menjadi kewajiban negara untuk menyediakan fasilitas pendidikan. Sebab, jika negara mewajibkan "wajib belajar" maka negara jualah yang wajib menyediakan‎ Fasilitas pendidikan tersebut tanpa memilah kaya atau miskin‎ maupun pintar atau bodoh. semua berhak untuk mendapat fasilitas pendidikan dari negara.

    Menurutnya, tidak perlu ada pemilahan berdasarkan kriteria tersebut karena dampaknya adalah diskriminasi pendidikan, tentu bertentangan dengan semangat membangun manusia Indonesia seutuhnya. Jika ada terminologi kaya atau miskin, mau pakai kriteria siapa? Pemerintah Daerah? Pemerintah Pusat? BPS? atau lembaga mana? Tidak ada yang bisa mengalahkan argumentasi

"Negara berkewajiban menyediakan fasilitas pendidikan untuk semua anak bangsa."‎    "Siapapun yang memegang kekuasaan, berkewajiban‎ mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali. Kunci untuk mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia ialah melalui pendidikan.‎ Tidak mungkin ada yang cerdas tanpa mengikuti pendidikan formal atau informal. Selamat Hari Pendidikan Nasional," kunci Pendiri‎ Rumah Cerdas Makassar ini. 

(*****)