Kolonel Laut Dr. Ir. H. Abdul Rivai Ras, MM, MS, MSi berbicara dalam forum internasional Military Operations and Law Conference di Vancouver British Colombia, Kanada.
BONE, Bugiswarta.com -– Dalam forum Internasional Military Operations and Law Conference yang berlangsung di Vancouver British Columbia, Kanada, bakal calon Gubernur Sulsel, Kolonel Laut Dr Ir H Abdul Rivai Ras MM MS MSi (ARR) bakal mengundang perhatian negara lain. Ide tentang maritimisasi memukau para peserta forum yang berlangsung 16-19 Mei 2016 itu.
Dalam gagasannya tentang maritimisasi sebagai salah satu solusi untuk mengatasi persoalan keamanan ekonomi kawasan, menjadi sesuatu yang menarik dan impresif dalam menstimulasi pembangunan stabilitas keamanan dan perdamaian kawasan.
"Maritimisasi adalah bentuk pendekatan soft power dalam mencegah dan menangani ancaman dan tantangan nyata bagi negara-negara pantai dan pengguna laut, melalui pengembangan dan pelibatan masyarakat internasional dalam tata kelola bersama maritim kawasan," kata Rivai Ras yang akrab disapa Bro Rivai ini.
Hal yang penting dalam gagasan ini, lanjut putra Bone ini adalah mencoba menawarkan isu-isu politik menjadi non politik, atau isu yang berdimensi high politics menjadi low politics sesuai pemikiran konsep Kopenhagen. Sebagai akademisi militer, Rivai memandang pentingnya "The Process where by The Coastline of a Country Plays a More Important Part In Its Economy" secara terukur menggantikan pendekatan hard power dalam mengatasi isu maritim di kawasan.
Menurut Pakar Pertahanan dan Kemaritiman ini, pengembangan kerja sama maritim di wilayah perairan yang bisa mendorong perekonomian bersama dan pembinaan komunitas masyarakat pesisir rawan konflik dan rawan kejahatan lintas negara, menjadi kebutuhan dalam paradigma baru keamanan.
Dosen Pascasarjana Ketahanan Nasional Universitas Indonesia (UI) dan Pendiri Universitas Pertahanan (Unhan) itu melanjutkan, terbentuknya ASEAN Community sebenarnya peluang besar bagi kita mewujudkan maritimisasi di kawasan.
Mantan Staf Khusus Sekretariat Bidang Militer Presiden SBY ini mengatakan, kalau semua negara anggota ASEAN yang mempunyai laut bersepakat mengembangkan mekanisme kerja sama, yang fokus pada maritime resources management di wilayah yang seringkali muncul konflik atau aksi kekerasan. Misalnya di area potensial perikanan yang kategorisasinya sebagai fishing ground yang terletak di Zona Ekonomi Eksklusif, dapat diolah dan diatur secara bersama akan saling menguntungkan.
"Wilayah tempat kita berdaulat ini perlu dipikirkan ketimbang dicuri pihak lain, karena keterbatasan kita mengawasinya. Demikian halnya wilayah pesisir dapat dibangun infrastruktur bersama sebagai area wisata ataupun area pengolahan komoditas perikanan kelautan, sehingga bisa berdampak pada komunitas yang ada di lingkungan itu," jelas Bro Rivai.
Untuk itu, tambahnya, di tengah upaya membangun perdamaian dan stabiltas kawasan, kita harus mulai mengenyampingkan isu klaim teritori yang kemungkinan sulit diselesaikan. Yang perlu dikedepankan adalah aspek joint development untuk kepentingan bersama umat manusia, dan sekaligus sepakat untuk mengedepankan keselamatan navigasi dan keamanan lingkungan laut adanya polusi dari giat over eksploitasi atau fishing yang tidak terkontrol.
"Momentum terbesar kita saat ini adalah munculnya kecenderungan regionalisme dan integrasi kawasan dalam menopang ekonomi mereka masing-masing. Saat ini hampir semua negara mempunyai saling ketergantungan secara ekonomi dan sumberdaya termasuk dalam isu keamanan dan keselamatan. Karena itu, tidak satupun negara kini bisa bekerja sendiri secara ekonomi khususnya dalam bidang perdagangan atau transaksi lainnya secara ekonomi. Konsep keamanan hari ini lebih komprehensif dan dekat dengan isu-isu ekonomi ketimbang
keamanan yang bernilai politik tinggi. Hal ini juga sejalan dengan keinginan kita bersama untuk memperkuat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sehingga konsep maritimisasi yang saya sampaikan menjadi mutlak dibangun untuk kepentingan kesejahteraan di kawasan termasuk di Indonesia dan khususnya bagi Sulsel yang kini menjadi kepedulian saya" pungkas Alumni Unhas itu