Rivai Ras Bangun Koperasi di Desa‎ dan Pemberdayaan Ekonomi Masjid -->
Cari Berita

Rivai Ras Bangun Koperasi di Desa‎ dan Pemberdayaan Ekonomi Masjid

MAKASSAR, Bugiswarta.com -- Bakal calon Gubernur Sulsel, Dr.Ir.H.Abdul Rivai Ras, MM.MS.M.Si atau dikenal dengan tagline ARR, sudah punya banyak program dan konsep jika kelak dipercaya rakyat memimpin Sulawesi Selatan. Putra asli Bone itu tidak sekadar maju di Pilgub 2018 mendatang, namun sudah memiliki seabrek program.

    Program itu di antaranya, Rivai Ras (ARR) akan membangun koperasi di setiap desa di 24 kabupaten/kota Sulsel. Tak hanya itu, Anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini fokus dalam pemberdayaan ekonomi masjid. Semua program ini dia yakini mampu diwujudkannya jika kelak mendapat amanah memimpin Sulsel di 2018.

    ARR berpendapat, pembangunan ekonomi Sulawesi Selatan harus dimulai dari bawah supaya merangsang partisipasi masyarakat. Untuk itu, dia akan menggerakkan masyarakat agar mendirikan koperasi di setiap desa di seluruh kecamatan dalam wilayah 24 kabupaten/kota Sulsel.

    "Dengan adanya koperasi terbangun di setiap desa, maka kita dapat menggerakkan ekonomi masyarakat yang kokoh sejak dari pondasinya," papar balon Gubernur Sulsel yang terkenal dengan tagline "Tegas, Cerdas, Fokus" dan "ARR For Sulsel Hebat" itu.

     Lebih lanjut menurut Penerima Medali Kepeloporan di Bidang Pendidikan Pertahanan dari Presiden RI tersebut, koperasi adalah soko guru perekonomian Indonesia yakni sebagai pilar atau penyangga utama. Koperasi juga merupakan sistem yang digali dan dikembangkan dari budaya asli Indonesia.

    Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) ini melanjutkan, di samping koperasi, dia juga bertekad menjadikan masjid sebagai pusat ekonomi. Caranya, dengan menyiapkan instrumen-instrumen yang mendukung pertumbuhan ekonomi mulai dari level terendah.
   

  "Artinya di sini, negara hadir dengan memberikan modal murah dan instrumen-instrumen agar pertumbuhan ekonomi ke depan itu tidak hanya terfokus di wilayah perkotaan. Tetapi juga sampai ke pelosok pedesaan. Niat menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat ritualitas semata, namun juga sebagai pilar kebangkitan ekonomi rakyat. Hal ini didasari pengalaman saya sebagai santri," ungkap Alumni Pondok Pesantren IMMIM Putra Modern itu.

     Anggota IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) ini melihat, disparitas antara orang kaya dan miskin saat ini masih terlalu lebar. Karena itu, di sinilah arti vital keberadaan masjid sebagai pusat ekonomi masyarakat. 

"Ini cita-cita saya sejak dahulu. Insya Allah, jika rakyat mengamanahkan maka semua konsep ini akan saya aplikasikan di Sulsel," kunci akademisi-militer yang berkiprah di lembaga pendidikan militer, UI, dan Unhan ini.

 (Das)