MAKASSAR, Bugis warta.com --Secara politis dan yuridis, DPR RI adalah wakil rakyat. Setidaknya rakyat yang ada di daerah pemilihannya. Namun, faktanya belum seluruh rakyat merasa diwakili kehendaknya.
Rakyat belum memiliki optimisme terhadap wakilnya di legislatif akan memperjuangkan aspirasi mereka, bahkan ada yang tidak tahu akan fungsi DPR itu sendiri.
Kesan rakyat terhadap wakilnya pada saat ini, masih banyak yang bernada minor. Berdasarkan temuan data dalam survei yang dilakukan oleh Celebes Research Center pada Maret lalu di Sulawesi Selatan, terkait persepsi masyarakat terhadap kinerja anggota dewan yang duduk di kursi Senayan dari asal pemilihan Sulsel I, mayoritas masyarakat tidak tahu kinerja wakilnya di parlemen.
"Rata-rata lebih dari 80% masyarakat Kota Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Selayar (Sulsel I) tidak mengetahui kerja-kerja wakilnya di DPR RI. Ini terlihat dari data temuan kami dimana pemilih dari Dapil I Sulsel merasa tidak tahu akan kerja-kerja wakilnya yang telah mereka pilih pada 2014 lalu," ungkap Direktur CRC, Herman Heizer dalam rilis yang dikirim ke media, 21/04.
Dapil I yang menyediakan delapan kursi berhasil diduduki oleh usungan dari delapan partai. Tamsil Linrung (PKS), Andi Ridwan Witiri (PDI-P), Hamka B. Kady (Partai Golkar), Azikin Solthan (Partai Gerindra), Aliyah Musktika Ilham (Partai Demokrat), Indira Chunda Thita Syahrul (PAN), M. Amir Uskara (PPP) dan Dewi Yasin Limpo yang kemudian digantikan oleh Mukhtar Tompo (Partai Hanura). Ketidaktahuan publik terhadap kinerja Anggota DPR Dapil I Sulsel terjadi secara merata. Baik laki-laki maupun perempuan, kalangan menengah atas maupun menengah bawah, pendidikan tinggi maupun rendah, masyarakat kota maupun desa.
"76,3% pemilih Pak Tamsil tidak tahu apa yang dikerjakan beliau sebagai wakil mereka di parlemen. Sebanyak 88,4% pemilih Hamka B Kady dan Azikin Solthan, Bu Aliyah (86%), Indira (82,4%), Amir Uskara (85,2%), Andi Ridwan Wittiri (92,4%) serta Mukhtar Tompo (94,8%) yang tidak tahu kinerja wakilnya sebagai anggota dewan," sambung Herman.
Bagi masyarakat Dapil I yang tahu kinerja wakilnya, tingkat kepuasan mereka yang merasa puas dan tidak puas juga tidak terlalu menggembirakan.
"Tingkat kepuasan pemilih terhadap kinerja DPR RI Dapil I Sulsel; Tamsil Linrung (16,1% puas, 7,6% tidak puas), Andi Ridwan Wittiri (3,6% puas, 4,0% tidak puas), Hamka B Kady (8,4% puas, 3,2% tidak puas), Azikin Solthan (6,8% puas, 4,8% tidak puas), Aliyah Musktika Ilham (8,8% puas, 5,2% tidak puas), Indira Chunda Thita Syahrul (11,6% puas, 6,0% tidak puas), M. Amir Uskara (8,8% puas, 6,0% tidak puas) dan Mukhtar Tompo (2,8% puas, 2,4% tidak puas)," terang Herman.
Menurut Herman, agar DPR-RI makin berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia serta guna memperbaiki citra positifnya, maka mereka harus terlebih dahulu mendapatkan kepercayaan dari konstituennya.
"Cara memperbaiki citra DPR-RI, mereka harus menunjukkan dan meyakinkan pada rakyat bahwa mereka benar-benar bekerja sebagai legislatif dan bekerja untuk kehendak rakyat, serta tidak berperilaku yang akan menimbulkan persepsi negatif dari rakyat," bebernya.
Herman menjelaskan bahwa survei yang dilakukan lembaganya menggunakan penarikan sampel secara acak. Jumlah sampel tersebut memiliki toleransi kesalahan dugaan (margin error) +/- 3,4% pada selang kepercayaan 95%. Sampel terdistribusi secara proporsional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara tatap muka langsung dengan menggunakan kuesioner oleh tenaga yang terlatih pada tanggal 7 s/d 14 Maret 2016. Lingkup penelitian adalah responden yang sudah dewasa, yaitu berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah
.***