Usman Al-Khair, Bone
Inilah sebuah musibah besar untuk bangsa Indoonesia.
Pendidikan Nasinal yang sarat dengan pergumulan ideology dan politik telah melemparkan jauh dari fungsi tugas pendidikan yang sebenarnya.
Tanpaknya pendidikan kita tidak lagi dengnan tulus ingin menuntaskan masalah kebodohan dan kemiskinan bagi bangsa ini.
Menjadi musibah besar bagi bangsa ini apabilah kebijakan pendidikan tidak berpihak kepada rakyat namun melakukan praktek liberalisasi pendidikan yang sangat memberatkan rakyat dengan berfaham kapitalisme pendidikan.
Kehadiran praktek liberalisasi dapat ditengarai dari munculnya konsep otonomi pendidikan yang mengarah pada privatisasi pendidikan.
Kita bisa melihat dan nampak dipermukaan contohnya menculnya BHP ( Badan Hukum Pendidikan) dan moodel-model sekolah unggulan yang mahal.
Adanya privatisasi dalam pengelolaan pendidikan merupakan indikasi bahwa sistem pendidikan nasional telah menggunakan paradigma pendidikan liberal.
Paradigma liberal merupakan ruh dari sistem global kapitalis. Tidak dapat dibayangkan. Nasib pendidikn nasional sendainya dikelola dengan manajemen profit. Dampaknya pendidikan akan menjadi mahal dan tidak terjangkau rakyat miskin.
Beberpa Fakta dikabupaten Bone bahwa untuk mendapatkan kursi disekolah-sekolah unggulan harus menggelontorkan anggaran sebagai sumbangan karena ruang kelas tidak mencukupi akibatnya walaupun sekolah negeri orang tua siswa harus menganggung gedung anaknya dengan memberikan sumbangan melalui komite sekolah.
Fasilitas sekolah pun harus ditanggung oleh siswa dengan kedok "sumbangan komite sekolah" pengadaan LCD, pengadaan WC sekoolah bahkan paling parah adalah bimbingan belajar siswa disekolah negeri itu harus dibayar hingga 300 ribu.
Di Publish La Barakka/21/02/2015