Watampone,Bw--Tingginya angka operasi sesar yang ada di RSU Tenriawaru Bone mencapi 58 Persen yang menjdi temuan BPK-P patut dipertanyakan hal ini diungkap oleh kaademisi Sapriadi Rabu, 28/01/2015
" Apakah operasi sesar tersebut dilakukan oleh dokter atas dasar kelainan klinis dari pasien atau permintaan sendiri.kalau ini atas dasar kelainan klinis maka pemerintah perlu menggalakkan sosialisasi kepada calon ibu melahirkan untuk aktif menjaga kondisinya untuk sehat dan melakukan aktifitas yang berlebihan yang dapat berakibat fatal terhadap bayinya nanti." Ungkapnya
Lebih lanjut kata dia bahwa "Pemerintah harus mendorong masyarakat untuk aktif memeriksakan janinnya minimal 1kali/bln dengan mendorong dan mengaktifkan peran bidang desa, "terangnya
Kemudian jika sesar atas permintaan sendiri maka seharusnya dokter tidak menyetujuinya walaupun pasien tersebut mendesak dan mau membayar lansung (pasien umum).
" Dokter harus memberikan penjelasan yang baik terkait resiko sesar tanpa ada indikasi kelainan klinis" ucapnya
Sebanarnya operasi sesar lebih berpengaruh terkait tingginya angka kematian ibu dan anak pasca melahirkan karna bisa infeksi dari bekas operasinya.
Patut dipertanyakan memang sebab diats 50%, memang benar bahwa dokter memaksakan untuk operasi sesar itu sangat disesalkan.apa lagi Memang besaran tarif sesar sangat besar dbanding melahirkan normal.
"Pemerintah harus mengevaluasi, apakah tingginya operasi sesar akibat kelainan klinis pasien atau permintaan sendiri. sebab operasi sesar adalah langkah terakhir yang harus dilakukan doktrer kallau memang tidak ada jalan lain" ujarnya
La Barakka
Header Menu
