Ilustrasi |
Pada tanggal 24 november 1666 berangkatlah arung palakka ke Sombaopu, meninggalkan dari Batavia dengan kekuatan tempur sebanyak 21 kapal perang, bersama 1000 orang pasukan gabungan yang terdiri dari 600 orang serdadu Belanda, dan 400 orang laskar Arung Palakka.
Armada itu dipimpin oleh Laksamana Cornrlis Speelman, yang didukung sebuah kapal induk bernama thertolen . Kapal perang tersebut, tiba di pelabuhan Sombaopu pada tanggal 19 desember 1666 setibanya Sombaopu speelman mengutus utusannya untuk menemui Sultan Hasanuddin, guna meinta ganti rugi atas tenggelamnya sebuah kapal Belanda beserta 15 awak kapalnya yang mati terbunuh oleh orang-orang makassar didekat pulau doang-doangan beberapa bulan Sebelumnya.
Melalui utusannya Laksamana Speelman, ia meminta kepada Sultan Hasanuddin agar dapat menyerahkan semua orang-orang makassar yang pernah membunuh orang-orang Belanda tersebut, namun Sultan Hasanuddin menolaknya dan hanya mengirimkan uang emas sebanyak 1056 buah dan 1435 ringgit perak, uang emas tersebut adalah sebagai tebusan orang-orang belanda yang dibunuh dipulau doang-doangan, sedangkan uang ringgit itu berasal dari kapal de leeuwinnw yang kandas dipulau itu, akan tetapi Speelman menolaknya.
Dari apa yang telah diserahkan oleh Sultan Hasanuddin kepada Laksaman Speelman itu, ternyata tidak ada pengaruhnya lagi, karena Speelman bersama Arung Palakka sudah bertekad untuk menggempur Sulatan Hasanuddin. Karena tuntutan Laksamana Speelman tidak dipenuhi, maka tanggal 21 desember 1666 laksamana speelman memerintahkan untuk menaikkan bendera warna merah si atas kapal perangnya sebagai tanda permakluman perang kepada kerajaan gowa, kemudian melakukan penembakan mariam yang diarahkan ke benteng sombaopu.
ARUNG PALAKKA BERSAMA BELANDA MENYERANG BENTEN SOMBA OPU :
ARUNG PALAKKA BERSAMA BELANDA MENYERANG BENTEN SOMBA OPU :
Pasukan pengawal benteng Sombaopu membalas juga dengan tembakan meriam yang diarahkan kekapal perang kompeni Belanda itu. Setelah itu barulah kapal perang kompeni belanda menyusur kepantai selatan sampai kebantaeng yang diikuti oleh 4000 orang pasukan gowa dibawah pimpinan karaeng tulolo ( saudaranya sultan hasanuddin sendiri).
Pada tanggal 25 desember 1666 armada speelman tiba di pelabuhan bantaeng dan terus malakukan pendaratan dan terjadilah pertempuran yang dahsyat anatara pasukan arung palakka/speelman disatu pihak, melawan pasukan Gowa di lain pihak. Dalam pertempuran itu Arung Palakka mendapat luka-luka, karena jengkelnya, maka terpaksa membakar kota dan seluruh kampung-kampung di pesisir pantai, selain itu membakar pula sebanyak 100 buah perahu yang sedang memuat beras di pelabuhan Bantaeng. Pasukan karaeng tulolo yang ditugaskan untuk menghadapi pasukan arung palakka / speelman dipukul mundur dan tidak bisa bertahan lama, sehingga terpaksa kembali ke Gowa.
Oleh Syahrudding
Editor La Barakka
Referensi : H. Abdul Kahar, Arung Palakka Datu Tungke'na Tana Ugie 2007