Sirwanti Memilih Songko To Bone untuk Kenang-kenangan Dosen Penguji di Desa Paccing Kecamatan Awangpone/ La Rumpa |
Watampone, Bw - Songko To Bone atau Songko Recca merupakan kerajinan tangan asli daerah bone. Songko To Bone sering kita jumpai di acara-acara adat atau bahkan acara-acara lainnya, tidak jarang pula kita temukan Songko To Bone dipakai di acara kawinan.
Tapi tahukah anda kalau Songko To Bone di buat sebagai pembeda pasukan perang pada saat melawan kerajaan tator. Songko To Bone muncul dimasa terjadinya perang antara Bone dengan Tator tahun 1683. Pasukan Bone pada waktu itu menggunakan songkok Songko To Bone sebagai tanda untuk membedakan dengan pasukan Tator.
Tapi tahukah anda kalau Songko To Bone di buat sebagai pembeda pasukan perang pada saat melawan kerajaan tator. Songko To Bone muncul dimasa terjadinya perang antara Bone dengan Tator tahun 1683. Pasukan Bone pada waktu itu menggunakan songkok Songko To Bone sebagai tanda untuk membedakan dengan pasukan Tator.
Pada saat Bone di bawah pimpinan A. Mappanyukki (raja Bone ke-31), Songko To Bone, Lahir sebagai Pembeda Di Zaman Perang dibuat dengan pamiring ulaweng ( berpinggir emas). banyak sedikitnya emas yang ada dalam Songko To Bone menunjukan strata bagi si pemakainya.
Baca : Melirik Proses Pembuatan Songko To Bone
Namun dengan bergesernya zaman kini Songko To Bone dipakai semua kalangan tanpa memandang strata. Bahkan tidak jarang kita melihat kallolo na bone (pemuda Bone) memakai sehari-hari dan yang lebih menggembirakan lagi Songko To Bone biasa dipakai sebagian kalangan untuk sholat sebagai pengganti kopiya.
Tidak jarang pula Songko To Bone diambil sebagai kenang kenangan, seperti halnya Sirwanti (25) memberikan Songko To Bone sebagai kenang-kenangan kepada dosen pengujinya saat menjalani ujian akhir magisternya.
" saya sengaja memberikan Songko To Bone karena salah satu ikon kita orang bone itu adalah Songko To Bone" ungkapnya
Di Kabupaten Bone Songkok To Bone diproduksi di Desa Paccing Kecamatan Awangpone. Di daerah tersebut terdapat terdapat komunitas masyarakat secara turun temurun menafkahi keluarganya dari hasil prosese mengayam pelepah daun lontar ini yang disibut Songkok Recca atau Songkok To Bone.
Laporan ; La Rumpa
Editor : La Barakka