Sejarah Dibalik Pembuatan Badik Raja -->
Cari Berita

Sejarah Dibalik Pembuatan Badik Raja

(Koleksi Kawali Idil Pemerhati Budaya IMADAYA/ La Rumpa)
Watampone,BW - Badik atau Kawali merupakan senjata tradisional tanah Bone. Kawali bukan hanya dipakai sebagai senjata bagi masyarakat bone melainkan merupakan simbol keperibadian bagi sang pemegang.

Bagi masyarakat bone, Kawali merupakan senjata yang sakral dan perlu perawatan dengan cara di tompang (memebersihkan kawali dari air jeruk nipis) supaya kawali dapat menyatuh hati dan pikiran bagi pemegangnya. selain sebagai penyatu hati dan dan pikiran tujuan utama kawali ditompang agar pamornya tidak hilang dan terlihat lebih perkasa.

Kawali mempunyai beraneka ragam nama. Nama kawali tergantung dari sejarah proses pembuatannya atau sejarah lainya. Seperti halnya kawali Raja, pemberian nama kawali raja karena muncul dari kampung raja kecamatan kajuara kabupaten bone.

Sejarah pembuatan Kawali raja agak sedikit fenomenal, pasalnya kawali dari kampung raja ini tidak diketahui siapa pembuatnya, melainkan hanya suara palu beradu dan keesokannya badik raja selesai dibuat, hal ini diungkapkan salah satu pemerhati budaya Intelektual Muda Pemerhati Budaya (IMADAYA) Kabupaten Bone Muhammad Aidil

"Badik Raja berasal dari sebuah desa di Kecamatan Kajuara di wilayah Bone Selatan. konon dikampung raja itu orang tidak perna melihat "panre" (pandai besi) yang membuat kawali raja, Pada malam-malam tertentu (malam jum'at) masyarakat disekitar tempat pembuatan Badik Raja hanya mendengar suara palu beradu  dengan besi dari dalam goa tanpa penah melihat siapa pembuatnya, sehingga konon masyarakat percaya kawali raja tidak dibuat oleh manusia, melainkan makhluk gaib. ungkap Aidil Rabu (15/10/2014)

Ciri-ciri kawali raja hampir mirip dengan badik lampobattang, bentuk bilahnya agak membungkuk, dari hulu agak kecil kemudian melebar kemudian meruncing. Pada umumnya mempunyai pamor timpalaja atau mallasoancale di dekat hulunya. Bahan besi dan bajanya berkualitas tinggi serta mengandung meteorit yang menonjol dipermukaan, kalau kecil disebut uleng-puleng kalau besar disebut batu-lappa dan kalau menyebar di seluruh permukaan seperti pasir disebut bunga pejje atau busa-uwae. Badik raja di masa lalu hanya digunakan oleh arung atau dikalangan bangsawan-bangsawan dikerajaan Bone.

Laporan : La Rumpa
Editor : La Barakka